Minggu, 17 Oktober 2010

Situs Muaro Jambi Warisan Dunia


Agus Widiatmoko

GAYANYA supel, ramah dan enak diajak bicara. Apalagi ngomongin soal Situs Candi Muaro Jambi, informasi mengalir deras dari bibirnya. Dia adalah Agus Widiatmoko, arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi.
Pria kelahiran Kediri - Jawa Timur, 1 Agustus 1969 itu sangat mencintai budaya dan kebudayaan. Kecintaannya itu menjadi hobi yang menghantarkannya untuk serius menekuni dunia arkeologi di Jambi. Mantan mahasiswa Universitas Udayana itu melihat Provinsi Jambi memiliki kekayaan budaya dan alam yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia.
Hanya saja, kekayaan itu belum dikelola secara baik. Dirinya pun merasa terpanggil untuk mengangkat kembali nilai-nilai sejarah yang hidup di percandian Muaro Jambi ke mata internasional dan ikut mendorong terciptanya pengelolaan yang baik terhadap peninggalan sejarah Kerajaan Melayu Kuno dan Kerajaan Sriwijaya itu.
Harapan dia, Situs Candi Muaro Jambi benar-benar menjadi warisan dunia yang pada akhirnya akan memberikan efek positif bagi Provinsi Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi. Selain itu, diharapkan juga memberi andil positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan bersejarah itu.
Berikut petikan wawancara singakat dengan Agus Widiatmoko, Kepala Pokja Dokumentasi dan Publikasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jamb di Museum Negeri Jambi, Minggu (10/10) pagi.
Candi Muaro Jambi merupakan warisan dunia. Tanggapan anda !
Situs percandian Muaro Jambi sangat memenuhi kriteria sebagai warisan dunia. Satu saja dari 10 kriteria yang ditetapkan UNESCO, sudah bisa dikatakan sebagai warisan dunia.Khusus candi Muaro Jambi, ada tiga yang terpenuhi, yakni sebagai warisan dunia harus dibuktikan bahwa percandian tersebut membuktikan adanya peradaban-peradaban yang hidup dizamannya. Kemudian, percandian mempunyai nilai-nilai asitektur, teknologi dan landscape(tata guna lahan). Terakhir, adanya pertukaran budaya.
Keberadaan percandian dengan segala peninggalan sejarah didalamnya membukti bahwa diabad 7 – 14 hidup peradaban disana tepatnya pada zaman Kerajaan Melayu dan Sriwijaya. Dari sisi arsitektur, teknologi dan tata guna lahan terlihat jelas dari bangunan-bangunan, arca dan sebagainya serta ada hubungan erat dengan kearifan dalam pengelolaan lingkungan.Kemudian disana juga terjadi pertukaran budaya cina, hindia, thailand dan lain-lainnya yang hidup disitus itu. Hal ini dapat dilihat dari arsitektur bangunan, arca-arca yang ditemukan dan banyak lagi.
Persiapannya bagaimana
Meskipun baru tahun 2007 situs candi muaro jambi masuk tentatif list (daftar urut) UNESCO ke 5465, namun persiapan menuju kesana sudah kita lakukan sejak tahun 2000-an bersama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.
Diantaranya , pemetaan kawasan dan apa saja yang ada didalamnya. Pembinaan terhadap masyarakat dan regulasi dari pemerintah provinsi dan kabupaten dalam rangka melindungi kawasan tersebut.
Pembuatan masterplan situs muaro Jambi sudah dilakukan sejak 2006, pembuatan DED Wilayah I Percandian Muaro Jambi (2007), normalisasi jaringan kanal kuni (2007- sekarang). Kemudian menetapkan situs sebagai kawasan cagar budaya dalam rencana tata ruang provinsi dan kabupaten serta penguatan lain guna mendukung situs tersebut sebagai warisan dunia.
Kita juga menerapkan 3 S yakni smile, service dan satisfied. Kita sambut mereka dengan keramahan, berikan pelayanan terbaik sehingga mereka yang datang ke situs muaro Jambi merasa puas dan punya kesan sehingga mereka mau datang kembali.
Selain candi, kabarnya Jambi punya geofak ?
Benar. Selain candi, Jambi juga memiliki kekayaan alam yang nilainya cukup tinggi yakni geofak di Merangin. Berdasarkan hasil kegiatan pemetaan dan penelitian belum lama ini, teridentifikasi potensi geodiversity di daerah aliran sungai Merangin Kecamatan Sungai Manau.
Potensi geodiversity berupa flora dan fauna berumur 250 – 290 juta tahun lalu atau tepatnya pada zaman perem atas sampai jura awal. Fosil flora yang ditemukan seperti tumbuhan yakni batang kayu dan daun-daunan. Sementara fosil fauna yakni binatang laut seperti moluska, ammonoit, fusulinit dan acolite.
Jadi, jangan dilihat situs itu hanya punya niai sejarah. Namun banyak multiefek yang dihasilkan bila dikelola secara baik. Dan ini akan mengangkat harkat dan martabat provinsi Jambi dimata nasional dan internasional. Disisi lain, masyarakat terbantu dalam meningkatkan pendapatan yang dilakukan dengan cara profesional dan ramah lingkungan.
Selain itu Jambi ini punya kekayaan yang tak ternilai harganya. Kita punya kekayaan budaya juga alam. Seharusnya masyarakat Jambi bangga akan hal itu. Mari bersama-sama menjaganya. (gtt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar