Selasa, 10 Agustus 2010

Fachrori Umar


Lima Pertanyaan Mengantar Jadi Wagub

SEPERTI mimpi di siang bolong. Itu yang dirasakan mantan Wakil Kepala Pengadilan Tinggi Agama Manado, Fachrori Umar saat dirinya, dipilih Hasan Basri Agus (HBA) sebagai pendampingnya maju pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilu Kada) dan menang, Juni lalu. Apalagi, deretan panjang calon pendamping yang mencapai 27 orang serta memiliki nama besar. Namun jawaban singkat atas lima pertanyaan yang dilontarkan dua orang kepercayaan HBA, membuat ia terpilih.
Pria kelahiran Bebeko, 23 November 1952 itu awalnya hanya ingin membantu HBA agar menang di Pilkada. Tidak terbersit sedikit pun dibenaknya ingin mencalonkan atau menawarkan diri mendampingi mantan Bupati Sarolangun itu. Namun pertanyaan dua orang kepercayaan HBA, mengantarkan suami dari Hj. Rahima binti Ibrahim ini, dipilih mendampingi HBA. Dan, dia terus belajar, bahkan, sejak awal sudah menghabiskan dana Rp 700 ribu untuk membeli buku-buku terkait birokrasi, kinerja pegawai, mendokrak usaha, pengentasan kemiskinan, pelayanan publik, keuangan negara hingga sukses dalam memimpin.
Kini ayah dari Ria Mayang Sari (Anggota DPRD Bungo Fraksi Demokrat) dan Maima Kamila (siswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Jakarta) itu resmi menjabat Wakil Gubernur Jambi Periode 2010 – 2015. Ia berjanji membantu HBA dan loyal.
Berikut petikan wawancara Media Jambi dengan Fachrori di ruang kerja Wakil Gubernur Jambi, Kamis (5/8) siang sekitar pukul 13.07 wib.
Apa perasaan anda saat dilantik sebagai Wakil Gubernur Jambi ?
Gembira, senang dan bangga. Tak pernah terbayangkan menjadi wagub mendampingi HBA. Bahkan tidak pernah terbersit dibenak saya ingin mencalonkan atau menawarkan diri mendampingi HBA dan menang pula. Sujud syukur kepada Allah karena kami dipercaya memegang amanah ini.
Bagaimana bisa terpilih mendampingi HBA?
Begini, dulu saya diminta bantu HBA untuk memenangkannya dalam pertarungan Pilkada. Seperti tim sukses gitulah. Saat itu HBA belum punya pendamping dan saya hanya berpikir membantu beliau. Tiba-tiba saya ditelpon orang kepercayaan HBA. Saya kaget, diminta ke Jakarta dan masuk dalam bursa calon pendamping HBA. Setelah saya cek sipenelpon, ternyata benar. Lalu saya bicarakan ke isteri dan dia mendukung. Jadilah kami ke Jakarta, kalau tidak salah tanggal 21 Februari 2010.
Setibanya di Jakarta, saya diminta ke salah satu hotel. Pertemuan yang awalnya pagi ditunda, lalu siang. Namun hari itu tidak jadi. Karena mereka terlalu capek dan saya juga lantaran menunggu lama. Esok harinya barulah saya ketemu dua orang kepercayaan HBA. Disitu saya dicecar 5 pertanyaan. Karena saya tau bahwa saya bukanlah satu-satunya bakal calon pendamping, saya tidak punya beban. Apalagi saya ini calon nomor urut ke 28. Saya jawab saja apa adanya.
Apa saja pertanyaannya itu?
Pertama, mereka mengatakan APBD Provinsi Jambi kecil hanya Rp 1,9 trilyun. Bagaimana cara saya mengembangkan progam pembangunan dengan kecilnya anggaran. Lalu, apa langkah-langkah saya agar hubungan dengan HBA selama memimpin Jambi “akur” hingga akhir masa jabatan. Trus, kontribusi apa yang saya berikan untuk memenangkan HBA serta apa sikap saya bila tidak dipilih HBA sebagai pendamping. Untuk pertanyaan kelima mungkin tak perlu saya sebutkan karena itu agak politis sifatnya.
Jawaban anda?
Saya katakan bila anggaran kecil, ya kita harus berhemat. Gunakan untuk program tepat sasaran. Kemudian giatkan sumber-sumber pendapatan daerah. Jawaban pertanyaan kedua singkat saja. Bekerja sesuai tupoksi. Kan ada job description. Ingat, tugas wakil adalah membantu. Memberikan saran pendapat bila diminta atasan dan jalankan saja tugas sesuai undang-undang. Satu hal lagi, jangan sekali-kali menganggu urusan keuangan dan kepegawaian. Itu ranahnya kepala daerah. Hal itu saya terapkan dan pengalaman saya selama menjadi Wakil Ketua Pengadilan mengajarkan demikian.
Bagaimana soal kontribusi kemenangan?
Saya punya bekal saat mencalonkan diri sebagai Bupati Bungo. Disana masih banyak pendukung dan tim saya. Bahkan, bukan tidak mungkin saya bisa dibantu rekan-rekan dari pengadilan. Jumlah mereka cukup banyak. Bayangkan saja tiap daerah ada pengadilan. Dari provinsi hingga tingkat desa. Sebagai bagian keluarga besar, meskipun tidak lewat institusi, tentunya rekan-rekan saya di pengadilan mendukung saya. Mereka pun bergerak ke bawah.
Nah, kalau pertanyaan apakah saya akan tetap mendukung HBA meskipun tidak dipilih sebagai calon wakil saat itu. Tegas saya katakan, bahwa saya tetap mendukung dan memenangkan HBA sebagai Gubernur dan pasangannya. Sementara pertanyaan kelima, kenyataannya kami didukung partai-partai besar dan alhamdulillah berhasil
.(gtt)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar