Selasa, 17 Agustus 2010

Menanti Khatam Al-qur’an di Masjid Seribu Tiang


GEMERLAP cahaya memenuhi bagian dalam masjid Agung Al-Falah Jambi. Kerlap-kerlip lampupun menyinari ratusan jamaah yang tengah khusuk beribadah di malam bulan penuh ampunan. Sungguh merupakan pemandangan yang kontras. Cahaya putih lampu ditambah warna mukena dari jamaah wanita, sangat mencolok diantara kuning keemasan tiang masjid yang berdiri kokoh diseputaran masjid.
Malam itu, Sabtu (14/8), sekitar 300 jamaah pria berjejer dalam tiga shaf dibagian muka. Begitupun jamaah perempuan, tiga shaf dibagian belakang dipisah besi pembatas. Sementara disekitar jamaah, terlihat anak-anak, kaum wanita dan pria yang duduk bersantai. Diantaranya seperti kelelahan mengikuti sholat tarawih di masjid itu.
Ansor (38), warga Orang Kayo Hitam Kecamatan Pasar Jambi mengakui, tidak sanggup ikut terus menerus dalam sholat tarawih. “Sholatnya lama, panjang. Bayangkan, satu malam satu juz. Jadinya dua kali sholat satu kali berhenti,” ungkapnya ringan saat ditanya kenapa beristirahat disaat jamaah lain tengah sholat.
Dia datang berikut istri dan kedua putranya yang terlihat duduk disekitar Ansor. Meski masih berusia enam dan delapan tahun, dia telah membiasakan membawa kedua anaknya datang ke Masjid. “Tidak dipaksa ikut sholat. Yang penting mereka mau ke masjid saja sudah syukur,” lanjut Ansor.
Komentar senada diungkap Mardiani, istri Ansor. Menurutnya, tidak penting apakah anak sudah melaksanakan sholat dengan benar atau belum. Yang terpenting saat ini, bagaimana mereka membiasakan anak-anaknya datang ke Masjid. “Pelan-pelan baru diajarin bagaimana sholat dan bersikap didalam masjid,” ungkap wanita yang sehari-hari bekerja sebagai guru honor ini.
Ya... tidak semua jamaah yang hadir melaksanakan sholat. Banyak diantaranya yang hanya duduk-duduk bercengkerama dengan anak dan keluarga. Ditempat lain, anak –anak terlihat berlari dengan riang. Suasana malam yang terang benderang di dalam masjid mendatangkan suka cita tersendiri bagi anak-anak ini.
“Datang kesini minta tanda tangan imam bang....,” tukas Iqbal, siswa MTs Muhammadiyah yang malam itu ikut bermain bersama rekan-rekannya. Dimalam ramadhan, Masjid Agung menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat disekitarnya.
Jika dibagian dalam diramaikan dengan jamaah yang sholat tarawih, dibagian luar masjid dipenuhi kaum muda-mudi yang asyik bercengkerama. Terdapat aneka pedagang yang menjual makanan kecil dibagian parkir masjid. Kesempatan ini dimanfaatkan bagi jamaah yang tidak sholat untuk menyantap hidangan. “Kita juga harus ikut meramaikan dong, bulan puasa. Kalau dak sholat, yang penting kan ke masjid,” tukas seorang remaja putri dengan santainya menjawab alasan datang ke masjid ini.(jun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar